ASESMEN NASIONAL 2024 SUKSES DILAKSANAKAN

ASESMEN NASIONAL 2024 SUKSES DILAKSANAKAN

SMKN 2 Bondowoso melaksanakan Asesmen Nasional (AN) Tahun 2024 pada hari Senin – Selasa, 19 dan 20 Agustus 2024 bertempat di Lab.Komputer Smakenda.

 

Pelaksanaan AN diikuti oleh 45 siswa kelas XI menjadi sampling yang dipilih oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Pengawas ruang dilakukan silang dari guru SMK PP Negeri 1 Tegalampel Bondowoso.

Kepala SMKN 2 Bondowoso Dra. Tati Arminiati menjelaskan pelaksanaan AN secara Mandiri dan moda pelaksanaan Semidaring. Pelaksanaan berjalan dengan baik dan lancar dengan sarana komputer yang memadai.

Pengawas sekolah Ibu Sielfiana, ST selaku pemantau pelaksanaan AN pelaksanaan AN di SMKN 2 Bondowoso dilaksanakan dengan sangat baik dan administrasi lengkap.

Semoga hasil AN yang nantinya akan menjadi rapor sekolah dapat mempresentasikan peningkatan yang signifikan dari semua indikator rapor pendidikan Tahun 2025.

SMKN 2 BONDOWOSO BERBAGI PRAKTIK BAIK IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA KEPADA GURU PROJEK IPAS SMK NEGERI & SWASTA SE KAB. BONDOWOSO

SMKN 2 BONDOWOSO BERBAGI PRAKTIK BAIK IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA KEPADA GURU PROJEK IPAS SMK NEGERI & SWASTA SE KAB. BONDOWOSO

Segala Puji Bagi Allah atas Rahmat Serta Karunia-Nya

SMKN 2 Bondowoso membagikan praktik baik pembelajaran yang diwakili oleh Iin Ernawati, M.Pd sebagai narasumber. Narasumber telah membagikan praktik baik Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) kepada seluruh guru Projek IPAS SMK Se-Kabupaten Bondowoso pada kegiatan MGMP Projek IPAS SMK Negeri & Swasta Kab. Bondowoso. Kegiatan dilaksanakan di Meetingroom SMKN 1 Bondowoso pada Kamis, 25 Juli 2024.

Narasumber sebagai guru Projek IPAS yang juga menjabat sebagai Waka Kurikulum membagikan
Praktik Baik dengan Tema Pembelajaran Projek Kolaborasi Lintas Mata Pelajaran di SMK. Dasar dari pembelajaran kolaborasi lintas mapel adalah Permendikbudristek No. 12 tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah bahwa karakteristik pembelajaran pada kurikulum merdeka salah satunya adalah kemajuan belajar peserta didik dilakukan secara kolaboratif dengan pendidik lain. Landasan sosiologisnya kurikulum menekankan pembelajaran yang ekologis, interkultural, dan interdisiplin untuk transformasi sosial yang lebih adil dan masa depan yang berkelanjutan.

Projek kolaborasi bertumpu dari projek mata pelajaran kejuruan yang membutuhkan mata pelajaran lain untuk menguatkan kompetensi peserta didik dalam menyelesaikan projek. Kolaborasi ini bertujuan untuk menguatkan jati diri SMK yang identik dengan pembelajaran projek atau Pembelajaran Teaching factory. Tefa di SMK akan semakin kuat jika dilakukan melalui projek kolaborasi lintas mapel.

Narasumber memaparkan: Projek IPAS adalah mata pelajaran yang mengembangkan berfikir ilmiah dengan 3 elemen yaitu: Menjelaskan fenomena secara ilmiah, mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah dan menerjemahkan bukti – bukti secara ilmiah. Mapel ini mampu berkontribusi besar dalam melakukan riset pengembangan produk Tefa SMK. Selain itu juga membagikan cara merancang, menyusun perangkat ajar dan mengajarkan pembelajaran projek kolaborasi lintas mapel. Contoh projek yang diangkat adalah projek membuat sandwich pada mapel kejuruan, konsentrasi keahlian kuliner. Projek ini didukung oleh 6 mapel (PP, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Informatika dan Projek IPAS).
Guru yang berkolaborasi dalam projek saling menguatkan kompetensi peserta didik secara utuh untuk menyelesaikan projek. Projek seperti ini menyenangkan dan sangat berdampak pada kompetensi peserta didik.

SMKN 2 Bondowoso yang sudah 2 tahun menyandang sebagai SMK Pusat Keunggulan (PK) konsisten dalam mengembangkan pembelajaran. Sebagai SMK PK memiliki peran penting dalam pengimbasan IKM kepada sekolah – sekolah lain. SMKN 2 Bondowoso mengajak sekolah lain untuk menerapkan pembelajaran projek kolaborasi lintas mapel sebagai upaya untuk menguatkan jati diri SMK serta pengembangan Tefa di sekolah

MPLS SMAKENDA BERKARYA TANPA PERUNDUNGAN

MPLS SMAKENDA BERKARYA TANPA PERUNDUNGAN

Jum’at. Tanggal 19 – Juli – 2024
SMKN 2 BONDOWOSO telah selesai melaksanakan kegiatan MPLS. Kegiatan MPLS ini membuat calon peserta didik SMKN 2 BONDOWOSO senang dan sangat antusias selama MPLS berlangsung dari tanggal 15 sampai 19 Juli 2024.

Kegiatan ini menjadi pelajaran serta ilmu baru dan bekal untuk para calon didik baru mengetahui banyak hal, baik buruknya di era millenial. Dengan adanya MPLS ini, materi yang sudah diberikan oleh para pe materi yang sudah di tugaskan saat MPLS berlangsung dapat diterapkan dengan baik oleh para calon peserta didik, yang sekarang sudah resmi menjadi siswa dan siswi SMKN 2 BONDOWOSO.


kami juga bangga bisa membimbing para siswa baru dengan mengajarkan adik adik tentang kedisiplinan agar bisa di terapkan dimana pun mereka berada seperti di sekolah,rumah,atau dilingkungan mana pun mereka berada.
selama kegiatan mpls ini berlangsung kami banyak memperkenalkan tentang sekolh kita,Perkenalan itu meliputi beberapa hal, seperti pengenalan program sekolah, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, dan penanaman konsep pengenalan diri. selama beberapa hari melaksanakan mpls ini siswa siswi peserta mpls banyak mendapat kan pengetahuan lebih banyak tentang sekolh SMK 2 Bondowoso. kegiatan ini di tutup dengan bazar per gugus dan bakat minat serta pembagian hadiah untuk pemenang lomba dan lain lain.

MPLS SMAKENDA Hari ke 4

MPLS SMAKENDA Hari ke 4

Kamis, 18/07.2024. Hari ke empat materi MPLS SMKN 2 Bondowoso Pembentukan Karakter PBB oleh Kapten Inf Basuki Rahmad Danramil 0822/01, Moch. Baharuddin Rasyid Babinsa Kelurahan Badean dan Pencegahan Pernikahan dini, penurunan angka stunting oleh Puskesmas Nangkaan, diharapkan peserta didik menumbuhkan rasa disiplin, menumbuhkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya konsentrasi, dan melatih solidaritas, serta menumbuhkan rasa setia kawan di SMKN 2 Bondowoso serta tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa/i terhadap resiko bahaya pernikahan dini yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan atau sosialisasi oleh Puskesmas Nangkaan tujuan untuk menentukan perlu atau tidaknya kegiatan sosialisasi. Analisis data dilakukan pada hasil pre-test dan post-test pada Peserta MPLS SMKN 2 Bondowoso untuk mengetahui ada tidaknya perubahan pemahaman bahaya pernikahan dini dan stunting. Selain itu data tersebut juga dianalisis untuk mengetahui minat siswa dalam melakukan pernikahan dini. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sosialisasi bahaya pernikahan dini di SMKN 2 Bondowoso berpengaruh pada peningkatan pemahaman siswa/i mengenai bahaya pernikahan dini dan resiko berdampak stunting

PENARI OJUNG SMAKENDA BERKOBAR DUKUNG BONDOWOSO PECAHKAN REKOR MURI TAHUN 2024

PENARI OJUNG SMAKENDA BERKOBAR DUKUNG BONDOWOSO PECAHKAN REKOR MURI TAHUN 2024

Festival Muharram di Kabupaten Bondowoso merupakan agenda rutin tahunan pemerintah daerah dalam menyambut Tahun Baru Islam. Festival Muharram dilaksanakan selama 10 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan pameran, lomba dan sajian Seni dan Budaya. Salah satunya adalah Tari Ojung

Pada Festival Muharram tahun 2024 ini Bondowoso pecahkan rekor muri 1000 penari ojung yang menari dan beratraksi di Alun – Alun Raden Bagus Asra Bondowoso pada 13 Juli 2024. Penari terdiri dari pelajar tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se Kabupaten Bondowoso.

SMKN 2 Bondowoso turut mendukung event pecahkan rekor muri ini dengan mengerahkan 22 penari ojung. Penari sudah berlatih selama 3 pekan di sekolah dan melaksanakan latihan bersama di Alun – Alun RBA Bondowoso. Penari dari siswa SMKN 2 Bondowoso merasakan pengalaman yang menyenangkan selama belajar menari. Selain bisa menari mereka juga berliterasi tentang budaya Bondowoso.

Budaya Ojungan yang masih dilestarikan di Bondowoso,
Ojungan artinya memukul. Memukul menggunakan rotan yang dilakukan oleh 2 orang laki – laki. Ketika salah satu memukul lawannya akan menangkis.

Sebuah ritual yang merupakan perpaduan seni bela diri dan religi Tari Ojung ini dilakukan untuk meminta hujan ketika di Bondowoso datang kemarau panjang.
Kepercayaan masyarakat bahwa semakin banyak darah yang menetes, akan semakin banyak hujan yang turun.

Saat sekarang Ojungan menjadi tarian yang dikenal sebagai tari Ojung. Tarian yang atraktif ini menjadi tari tradisi di Kabupaten Bondowoso. Pada Festival Muharram tahun ini Bondowoso mengusung tari Ojung untuk melestarikan budaya Bondowoso sekaligus untuk pecahkan rekor muri tahun 2024.

Semoga dengan pemecahan rekor Muri 1000 penari Ojung Budaya daerah semakin lestari. Budaya yang menjadi tarian lokal Bondowoso ini tidak hilang oleh zaman. Peserta didik dan khususnya masyarakat luas Bondowoso semakin menghargai dan mencintai budayanya sehingga Indonesia semakin kaya akan ragam Budaya.