Hari Pertama Pengambilan PIN SPMB SMKN 2 Bondowoso Berjalan Lancar


Bondowoso, 2 Juni 2025 — SMK Negeri 2 Bondowoso resmi memulai tahapan awal Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 dengan agenda pengambilan PIN yang dimulai hari ini, Senin (2/6). Kegiatan ini berlangsung di aula utama sekolah dan mendapat antusiasme tinggi dari para calon peserta didik dan orang tua.

Sejak pagi hari, para pendaftar sudah mulai memadati lokasi dengan membawa berkas persyaratan yang telah ditentukan. Proses pengambilan PIN ini merupakan tahap awal yang wajib diikuti oleh semua calon peserta didik sebelum melanjutkan ke tahap pendaftaran online.

Kepala SMKN 2 Bondowoso, Bapak Sofyan Sauri, menyampaikan bahwa pelaksanaan hari pertama pengambilan PIN berjalan dengan tertib dan lancar. “Alhamdulillah, proses hari ini berjalan dengan baik. Kami sudah menyiapkan alur pelayanan yang efisien, dibantu oleh panitia dari guru dan staf sekolah agar tidak terjadi penumpukan,” ujarnya.

Panitia juga menerapkan sistem antrian dan pengecekan berkas secara bertahap untuk memastikan kelengkapan dokumen seperti fotokopi ijazah sementara, kartu keluarga, dan akta kelahiran. Selain itu, disediakan juga pos informasi bagi calon peserta didik yang masih membutuhkan penjelasan terkait jurusan yang tersedia maupun syarat administrasi lainnya.

Salah satu orang tua peserta, Ibu Siti Aminah, mengapresiasi pelayanan dari pihak sekolah. “Pelayanannya cepat dan petugasnya ramah. Kami merasa sangat terbantu,” katanya saat ditemui di lokasi.

Pengambilan PIN ini dijadwalkan berlangsung sampai dengan tanggal 13 Juni 2025, dan pihak sekolah mengimbau calon peserta didik untuk datang sesuai jadwal guna menghindari kerumunan.

Dengan dimulainya proses pengambilan PIN ini, SMKN 2 Bondowoso berharap dapat menjaring calon siswa yang berkualitas dan sesuai dengan kompetensi jurusan yang ditawarkan yaitu Perhotelan, Desain dan Produksi Busana, Kuliner dan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut.

“Kreatif dan Inspiratif, Siswa SMKN 2 Bondowoso Warnai Tekstil Lokal dengan Teknik Suminagashi”

Bondowoso, 3 Juni 2025 – Inovasi kembali ditunjukkan oleh siswa-siswi SMKN 2 Bondowoso, khususnya dari Kompetensi Keahlian Produksi Busana kelas XI. Di bawah arahan Ibu Mayang selaku guru mata pelajaran Eksperimen Tekstil, para siswa mempelajari sekaligus mempraktikkan teknik pewarnaan kain bernilai seni tinggi asal Jepang, yaitu Suminagashi.

Teknik Suminagashi, yang berarti “tinta mengambang”, dikenal karena keunikannya dalam menciptakan motif marmer (marble pattern) di atas kain. Prosesnya melibatkan lukisan langsung di atas permukaan air, yang kemudian dipindahkan ke kain menggunakan pewarna akrilik. Pewarna ini dipilih karena keunggulannya yang tidak mudah luntur serta menghasilkan warna yang tajam dan tahan lama.

Dalam eksperimen ini, siswa tidak hanya terbatas menggunakan satu jenis kain. Mereka mengeksplorasi berbagai tekstur seperti katun, sifon, kanvas, hingga kain paris. Hasil motif yang muncul pun bervariasi tergantung dari karakter kain, memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa dalam dunia tekstil.

Menariknya, hasil eksperimen tersebut tidak hanya dipajang di ruang kelas. Siswa juga mengintegrasikan karya mereka ke dalam mata pelajaran PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan) dengan cara memasarkan produk kain bermotif suminagashi kepada masyarakat. Pemasaran dilakukan baik secara online maupun offline, termasuk melalui Pusat Oleh-Oleh SMKN 2 Bondowoso, yang kini menjadi wadah nyata bagi siswa dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan.

Tak berhenti di situ, SMKN 2 Bondowoso juga membuka Suminagashi Class, sebuah kelas pengalaman terbuka untuk masyarakat umum yang ingin mencoba langsung teknik melukis di atas air ini. Kelas ini diharapkan menjadi jembatan antara dunia pendidikan, seni, dan partisipasi masyarakat.

Kepala SMKN 2 Bondowoso, Sofyan Sauri, S.Pd., M.Pd, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat positif karena tidak hanya mengasah kreativitas siswa, tetapi juga membentuk jiwa wirausaha dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenalkan budaya serta seni tekstil ke masyarakat luas,” ujarnya.

Dengan kegiatan seperti ini, SMKN 2 Bondowoso terus menunjukkan peran aktifnya sebagai pusat inovasi dan kreativitas, sekaligus berkontribusi membanggakan daerah di kancah pendidikan dan kewirausahaan berbasis seni dan budaya.

Pimpin  Peringatan Hari Lahir Pancasila, Kepala SMKN 2 Bondowoso Tegaskan: Teknologi Tanpa Idiologi Mudah Dibohongi

Senin, 2 Juni 2025 merupakan momentum peringatan Hari Lahir Pancasila  2025, SMKN 2 Bondowoso menggelar upacara bendera di halaman sekolahnya. Seluruh peserta didik beserta guru dan tenaga kependidikan mengikuti upacara tersebut.  Para guru dan tenaga kependidikan kompak memakai baju korpri, yang disepakati pada hari itu.

Kepala SMK Negeri 2 Bondowoso Sofyan Sauri memimpin langsung jalannya upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tersebut. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan amanat pembina upacara dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tahun 2025.

“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” ujarnya.

Sofyan juga mengatakan saat ini dalam konteks pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental ialah memperkokoh ideologi Pancasila, menurutnya teknologi tanpa ideologi yang kuat di masa sekarang, maka generasi muda akan mudah dibohongi.

Menurutnya, memperkokoh ideologi Pancasila artinya menegaskan pembangunan bangsa. Terutama dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks. Kemudian, dia mengatakan Pancasila juga harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media. Dia mengajak untuk membangun kesadaran jika media sosial bukan ruang bebas nilai apalagi kamuflase sebagai bentuk formalitas saja.

“Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan, dimulai dari generasi muda yang ada di sekolah ini. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong,” tutur Dyah salah satu guru Pendidikan Pancasila di SMKN 2 Bondowoso dengan penuh semangat.